Senin, 01 Agustus 2011

Kumpulan Hadist Bukhari Muslim tentang Puasa

KITAB PUASA ; BAB : KELEBIHAN LAILATUL KADAR DAN ANJURAN SUPAYA MENCARINYA PADA WAKTUNYA

723. Ibn Umar r.a. berkata: Ada beberapa sahabat Nabi saw. telah diperlihatkan Lailatul Kadar dalam mimpi di malam dua puluh tujuh, maka Nabi saw. bersabda: Aku perhatikan impianmu bertepatan dalam malam dua puluh tujuh, maka siapa berusaha untuk mendapatkannya hendaknya berusaha mencarinya pada malam dua puluh tujuh Ramadhan. (Bukhari, Muslim).
724. Abu Said r.a. berkata: Kami i’tikaf bersama Nabi saw. pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, lalu keluar pada pagi hari 20 (dua puluh) Ramadhan dan berkhotbah: Aku semalam diperlihatkan Lailatul Kadar, kemudian dilupakan, karena itu kalian cari pada malam-malam yang ganjil 21, 23, 25, 27, 29. Pada malam-malam yang terakhir, dan aku diperlihatkan seakan-akan aku sujud di atas air dan tanah, maka siapa yang i’tikaf bersama Nabi saw. hendaknya pulang. Maka kami pulang dan tiada melihat sedikit awanpun di langit, tiba-tiba datang awan dan turun hujan sehingga mengalir dari atas masjid yang terbuat dari daun kurma, kemudian terdengar iqamat untuk shalat, maka aku melihat Nabi saw. sujud di atas air dan tanah, sehingga aku melihat bekas tanah yang menempel di dahi Nabi saw. (Bukhari, Muslim).
725. Abu Said Al-Khudri r.a.  berkata: Biasa Nabi saw. i’tikaf pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, maka apabila telah sore hari ke-20 Ramadhan beliau pulang ke rumah demikian pula para sahabat yang mengikutinya. Kemudian pada saat yang biasanya pulang, tiba-tiba berkhotbah dan bersabda: Aku biasa i’tikaf pada malam-malam ini, kemudian terasa padaku untuk i’tikaf pada malam-malam akhir (21-30) Ramadhan, maka siapa yang telah i’tikaf bersamaku tetaplah dalam i’tikafnya, sebab aku telah diperlihatkan malam Lailatul Kadar kemudian dilupakannya, karena itu kalian cari pada malam-malam ganjil (21-23-25-27-29), aku ditunjukkan seakan-akan aku sujud di atas tanah berair, tiba-tiba malam itu berawan dan hujan, sehingga bocor di masjid terutama mushola Nabi saw. pada malam dua puluh satu, kemudian aku melihat dengan mata kepalaku ketika Nabi saw. keluar dari shalat Subuh, muka Nabi saw. berlumuran tanah berair (lumpu). (Bukhari, Muslim).
726. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. i’tikaf pada malam-malam sepuluh terakhir (21-30) Ramadhan dan bersabda: Carilah malam Lailatul Kadar pada malam-malam terakhir (21-30) Ramadhan. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : PUASA PADA AKHIR SYA’BAN

722. Imran bin Hushain r.a. ditanya oleh Nabi saw. atau Nabi saw. tanya kepada orang sedang Imran mendengar: Hai Abu Fulan, apakah engkau pada akhir-akhir bulan ini puasa? Imran berkata: Aku kira pertanyaan itu di bulan Ramadhan. Jawab orang itu: Tidak ya Rasulullah. Maka sabda Nabi saw.: Jika engkau telah selesai dari puasa ini maka puasalah dua hari. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB: LARANGAN PUASA BAGI ORANG YANG MADHARAT ATAU DITERUSKAN PUASA HARI RAYA DAN HARI TASYRIQ

714. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Nabi saw. diberi tahu bahwa aku bersumpah: Demi Allah aku akan puasa tiap siang dan akan bangun tiap malam selama hidup. Maka ketika aku ditanya, aku jawab: Aku telah terlanjur sumpah sedemikian, maka sabda Nabi saw.: Engkau tidak dapat berbuat itu, puasalah dan berbukalah (tidak puasa), bangun malam dan tidurlah, puasalah tiap bulan tiga hari maka sesungguhnya tiap kebaikan itu berlipat sepuluh kali, dan itu menyamai puasa sepanjang masa. Aku jawab: Aku kuat lebih dari itu. Sabda Nabi saw.: Puasalah sehari dan tidak puasa sehari, itu puasanya Nabi Dawud a.s. dan itu puasa yang paling utama. Jawabku: Aku lebih kuat dari itu. Sabda Nabi saw.: Tidak ada lebih utama dari itu. (Bukhari, Muslim).
715. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Ya Abdullah aku dapat berita bahwa engkau puasa tiap siang dan bangun tiap malam (semalam suntuk)? Jawabku: Benar Ya Rasulullah. Nabi saw. bersabda: Jangan berbuat begitu, puasalah dan berbukalah (tidak puasa), bangunlah dan tidur, sebab jasadmu ada hak, dan matamu ada hak, dan istrimu ada hak atasmu, dan tamumu ada hak atasmu, dan cukup bagimu puasa tiap bulan tiga hari, maka tiap kebaikan berlipat ganda sepuluh kali, maka itu sama dengan puasa sepanjang masa. Abdullah berkata: Aku telah memperberat maka diberatkan atasku. Aku berkata: Ya Rasulullah, aku merasa kuat. Maka sabda Nabi saw.: Puasalah seperti puasanya Nabi Daud a.s. dan jangan lebih dari itu. Aku tanya: Bagaimana puasa Nabi Dawud a.s.? Jawab Nabi saw.: Setengah abad. Kemudian ketika Abdullah mencapai usia tua ia berkata: Andaikan aku dahulu menerima keringanan yang diberikan oleh Nabi saw. pasti lebih baik (lebih enak). (Bukhari, Muslim).
716. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Bacalah (khatamkan bacaan) Al-Qur’an dalam masa sebulan. Jawabku: Aku merasa kuat, sehingga Nabi saw. bersabda: Bacalah (khatamkan) dalam tujuh hari jangan kurang dari itu. (Bukhari, Muslim).
717. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Nabi saw. bersabda kepadaku: Ya Abdullah, engkau jangan meniru si Fulan, ia dahulu suka bangun malam tetapi kemudian meninggalkan bangun malam. (Bukhari, Muslim).
718. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Rasulullah saw. mendapat berita bahwa aku puasa terus menerus dan bangun shalat sepanjang malam, entah beliau memanggil aku atau aku bertemu padanya, maka beliau bersabda: Aku diberitahu bahwa engkau puasa terus menerus dan shalat malam. Puasalah dan berbukalah (tidak puasa), bangunlah dan tidur, sebab untuk matamu ada hak bagian daripadamu, juga dirimu dan istrimu ada bagian daripadamu. Jawabku: Aku merasa kuat untuk itu. Maka sabda Nabi saw.: Puasalah seperti puasanya Nabi Dawud a.s. Aku tanya: Bagaiman? Jawab Mabi saw.: Puasa sehari dan tidak puasa sehari, dan tidak pernah lari jika berhadapan dengan musuh. Abdullah berkata: Siapakah yang dapat berbuat itu ya Rasulullah. Atha’ berkata: Aku tidak ingat bagaimana lalu menyebut mengenai selamanya (terus menerus tidak pakai berhenti). Tidak puasa orang yang puasa selamanya (terus menerus). (Bukhari, Muslim).
719. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Nabi saw. bersabda kepadaku: Engkau puasa sepanjang masa, dan bangun malam semalam suntuk? Jawabku: Ya. Bersabda Nabi saw.: Jika engkau berbuat begitu akan rusak mata dan lelah badan. Tidak puasa orang yang puasa sepanjang masa terus menerus, puasa tiap bulan tiga hari itu berarti puasa sepanjang masa. Jawabku: Aku merasa kuat untuk puasa lebih dari itu. Nabi saw. bersabda: Puasalah seperti puasanya Nabi Dawud a.s. yaitu puasa sehari dan tidak puasa sehari, dan tidak pernah lari jika berhadapan dengan musuh (yakni dalam jihad). (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : PUASA NABI SAW. SELAIN RAMADHAN

711. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. puasa sehingga dapat dikatakan tidak pernah tidak puasa, dan ada kalanya tidak puasa sehingga dapat dikatakan tidak pernah puasa sunah. Dan tidak pernah Nabi saw. puasa sebulan penuh selain Ramadhan, juga tidak pernah aku melihat puasanya yang terbanyak kecuali bi bulan Sya’ban. (Bukhari, Muslim).
712. ‘Aisyah r.a. berkata: Tidak biasa Nabi saw. puasa dalam suatu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban, bahkan ada kalanya puasa sebulan Sya’ban penuh. Dan Nabi saw. bersabda: Kerjakan amal perbuatan sekuat tenagamu, sehingga Allah tidak jemu menerima dan memberi sehingga kamu jemu beramal, dan shalat yang disukai oleh Nabi saw. ialah yang dikerjakan terus menerus oleh orangnya meskipun sedikit, dan adalah Nabi saw. jika shalat sunah maka ditetapkan selanjutnya. (Bukhari, Muslim).
713. Ibn Abbas r.a. berkata: Nabi saw. tidak pernah puasa sebulan penuh kecuali Ramadhan, dan selalu puasa sehingga orang berkata: Tidak pernah tidak puasa, dan ada kalanya tidak puasa sehingga orang dapat berkata: Tidak pernah berpuasa. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : JIKA MAKAN, MINUM ATAU BERJIMAK KARENA LUPA TIDAK BATAL PUASANYA

710. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Jika lupa lalu makan atau minum, maka hendaknya meneruskan puasanya, sebab ia diberi mkan dan minum oleh Allah Ta’ala. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : FADHILAH PUASA KARENA ALLAH BAGI ORANG YANG KUAT DAN TIDAK MADHARAT

709. Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda: Siapa yang puasa sehari karena Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : FADHILAH PUASA

707. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Ta’ala berfirman: Semua amal perbuatan anak Adam untuknya, kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, dan puasa itu sebagai perisai, maka pada hari puasa seorang tidak boleh berkata keji juga tidak boleh ribut, marah-marah, maka jika ada orang memakinya atau mengajak berkelahi maka hendaknya menjawab: Aku sedang puasa, demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang puasa lebih sedap (harum) di sisi Allah dari bau misik (kasturi). Bagi orang yang puasa dua kegembiraan, jika berbuka bergembira, dan jika bertemu dengan Tuhan dia akan bergembira karena puasanya. (Bukhari, Muslim).
708. Sahl r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu bernama Ar-Rayyan, yang masuk dari pintu itu pada hari kiamat hanya orang yang berpuasa, tidak boleh masuk dari pintu itu selain mereka, lalu dipanggil: Dimanakah orang-orang yang berpuasa, maka bangunlah mereka dan masuk ke pintu itu dan tidak boleh masuk dari situ selain mereka, jika sudah semuanya maka ditutup dan tidak boleh orang lain masuk. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : ORANG PUASA HARUS MENJAGA LIDAH

706. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Puasa itu bagaikan perisai (dinding), maka jangan berkata keji (rayuan) atau berlaku bodoh (menjerit-jerit) dan sebagainya. Dan jika ada orang yang mengajak berkelahi atau memaki hendaknya berkata: Aku puasa, aku puasa. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya bau mulut orang yang sedang puasa itu lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi (misik). Dia meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahalanya, dan biasa tiap kebaikan sepuluh kali lipat gandanya. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : MENGQADHA PUASANYA ORANG YANG TELAH MATI

704. ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang mati sedang mempunyai hutang puasa, maka dapat dipuasakan (dibayar puasanya) oleh walinya. (Bukhari, Muslim).
705. Ibn Abbas r.a. berkata: Seorang datang bertanya kepada Nabi saw. Ya Rasulullah, ibuku mati sedang ia berhutang puasa sebulan, apakah boleh aku mengqadha untuknya? Jawab Nabi saw.: Ya. Hutang kepada Allah lebih patut dibayar (diqadha). (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : QADHA PUASA RAMADHAN DI BULAN SYA’BAN

703. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa jika aku berhutang puasa Ramadhan maka tidak dapat meng-qadha-nya kecuali pada bulan Sya’ban. (Bukhari, Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar