Sabtu, 30 Juli 2011

Ikhlas



Seseorang bertanya kepada seseorang yang dikenal shalih mengenai rahasia ketentraman bathin, “Aku mengeluhkan adanya penyakit ruhani jauh dari Allah, apa yang kiranya dapat menjadi obatnya?”. Hamba Allah yang shalih itu memberi penjelasan kepada penanya tersebut “Baiklah, hendaknya engkau mempunyai getah kemurnian keikhlasan, daun kesabaran, dan sari kerendahan hati. Letakkan ini pada bejana ketakwaan. Tuangkan pada air takut, nyalakan padanya dengan api kesedihan. Letakkan itu pada nampan mawas diri. Ambillah itu dengan tangan kejujuran. Minumlah itu dari gelas istigfar, kunyahlah dengan wara’. Jauhkan dirimu dari keserakahan dan kerakusan. Maka dengan izin Allah engkau akan sembuh dari penyakitmu.

Ikhlas dalam memberi adalah bagaimana kita menyikapi diri kita sendiri, pada saat kita memberi sebisa mungkin kita tidak pernah merasa memberi dan melupakan apa yang pernah kita beri. Ikhlas dalam menerima adalah bagaimana kita mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah. Ikhlas dalam menghadapi musibah adalah Istigfar ‘bahwa sesungguhnya kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah’. Perbanyak mengingat mati, bahwa didunia ini tidak lain hanya kehidupan sementara. Meskipun ini adalah sesuatu yang mungkin biasa untuk disampaikan, tetapi marilah kita mencoba menyelaminya dalam samudera hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar